The Blog

KBRN, Banda Aceh : Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, tepatnya di Universitas Negeri Jakarta, sebuah perjuangan senyap tengah mencapai tahap akhir. Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) XVII, ajang bergengsi yang menyeleksi bakat-bakat seni mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia, baru saja menutup tirai babak kompetisi. Di antara ratusan peserta, ada satu nama yang menyita perhatian: Ilham Nur Hidayat, sang pemuda Aceh yang datang dengan sejuta mimpi di balik bakat desain visualnya.
Ilham, mahasiswa prodi Desain Komunikasi Visual semester 7 di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Jantho, mewakili Aceh. Ia adalah hasil binaan dari Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Aceh.
“Saya memilih Desain Komunikasi Visual (DKV) karena melihat peluang besar di dunia digital,” ujar Ilham dengan sorot mata berbinar. Semangat itu pulalah yang mendorongnya mewakili Aceh di Peksiminas XVII, setelah sebelumnya menjuarai Peksimida tingkat Aceh.
Asrinal, M.Sn., dosen pembimbing yang mendampingi Ilham selama kompetisi, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Ilham adalah mahasiswa yang sangat berbakat. Karya-karyanya selalu memukau, membuktikan dedikasinya di dunia fotografi,” pujinya.
Kini, Ilham dan seluruh peserta lainnya tengah harap-harap cemas menanti pengumuman hasil pada 6 September. Akankah ia berhasil bersinar di panggung nasional? Akankah Ihlam membawa pulang gelar juara, mengharumkan nama ISBI Aceh dan tanah kelahirannya?
“Kami yakin kami juara,” tegas Asrinal, optimisme terpancar dari suaranya. Keyakinan itu lahir dari kerja keras dan dedikasi yang telah mereka curahkan selama persiapan.
Apapun hasilnya nanti, Ilham telah membuktikan bahwa mimpi besar bisa lahir dari mana saja, bahkan dari ujung barat Indonesia. Kisahnya adalah inspirasi bagi generasi muda, bahwa dengan semangat dan kerja keras, segala sesuatu mungkin tercapai.
Peksiminas XVII mungkin telah usai, namun perjalanan Ihlam baru saja dimulai. Dunia menanti karya-karya brilian lainnya dari sang penakluk lensa asal Aceh. (*)